PANGKALPINANG – Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2024 lalu hanya di angka 0,13%, angka ini menjadikan pertumbuhan ekonomi Babel paling rendah dibandingkan provinsi lain di pulau sumatra.
Daya beli masyarakat menurun drastis sejak tahun 2023 lalu, yang akhirnya berimbas pada rendahnya pertumbuhan ekonomi di pulau penghasil timah terbesar ini.
Provinsi Bangka Belitung dimata dunia, dikenal sebagai daerah yang kaya, apalagi belakangan ini diterpa isu korupsi terbesar sepanjang republik ini berdiri, yaitu kasus korupsi tata niaga timah senilai 300T.
Tetapi sangat disayangkan, kondisi perekonomian bumi serumpun sebalai saat ini sedang tidak baik-baik saja, daya beli pun lemah.
Hal itu menjadi sorotan tajam Monica Haprinda, seorang srikandi PDI Perjuangan yang duduk di komisi I DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung periode 2024-2029.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), yang berlangsung di ruang Banmus DPRD Babel, pada Senin Tanggal 06 Januari 2025. Monica menyuarakan keluhan masyarakat, yang berharap kondisi perkonomian segera bangkit.
Ia mengajak baik pihak legislatif dan eksekutif agar serius dalam menghadapi rendahnya pertumbuhan ekonomi Babel ini.
Menurutnya, khusus pemerintah, harus sangat paham dengan potensi-potensi setiap kabupaten dan kota yang ada.
“Kita harus betul-betul serius dalam memetakan potensi di tujuh kabupaten dan kota yang ada di Babel. Dimana potensi pariwisata, pertambangan, pertanian dan lainnya,” ungkap Monica.
“Seperti kota Pangkalpinang, ini kota jasa dan perdagangan. Maka kebutuhan Pangkalpinang yang paling real adalah pelabuhan, misalnya,” tambah Monica.
Sebagai wakil rakyat, kandidat doktor Universitas Sriwijaya ini, akan fokus mengawal pemerintah provinsi dalam mendorong perekonomian babel agar segera bangkit.
“Kita bisa, ayo kita kompak legislatif dan ekesekutif demi masyarakat Bangka Belitung,” tutup Monica.
Komentar